Ticker

6/recent/ticker-posts

Vakumnya Tradisi Ruat Laut di Binuangeun




Ilustrasi Aktivitas Nelayan. Sumber foto : Pexels


Pesona pantai Binuangeun di Kabupaten Lebak, Banten menyajikan destinasi wisata laut dengan hamparan langsung Samudera Hindia di sekelilingnya. Perairan yang dangkal menawarkan berbagai biota laut yang jadi penyokong ekonomi masyarakat Binuangeun.

Deburan ombak yang ganas selalu membuatku takut untuk berenang. Padahal, aku dari kecil sampai besar hidup berdampingan dengan pantai yang jaraknya lumayan dekat dari rumahku.

Mengingat hal itu, terlintas di memori ingatanku akan hari nelayan yang selalu digelar meriah. Acara yang dipersiapkan salah satunya ruat laut, yang ditandai dengan arak-arakan membawa kepala kerbau dan beberapa nasi tumpeng beserta kawan-kawannya.

Arak-arakan ini dilakukan dengan cara bergotong royong, sesama masyarakat dengan mengelilingi desa. Biasanya, arak-arakan akan berakhir di dermaga untuk menghanyutkan satu persatu barang bawaan yang sebelumnya sudah dibacakan doa oleh orang yang di dituakan di sana.

Selain itu, tradisi ini sebenarnya slametan yang diselenggarakan para nelayan atas bentuk cinta kasih mereka terhadap sumber daya di laut. Serta sebagai bentuk syukur atas keselamatan mereka selama mengarungi lautan.

Namun, sayangnya tradisi ini seakan vakum setelah pandemi Covid-19 menerjang Indonesia hampir dua tahun lamanya. Sampai saat ini pun, belum ada tanda-tanda hari Nelayan akan segera digelar.


Feature ini telah terbit di media klikwarta.com 

https://www.klikwarta.com/vakumnya-tradisi-ruat-laut-di-binuangeun




Posting Komentar

0 Komentar