Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Uang Jemputan dan Uang yang Hilang





Ilustrasi pernikahan dengan menggunakan adat Padang. Sumber foto : Putri Diana


Indonesia memiliki ragam budaya, adat istiadat, suku, hingga agama dengan berbagai macam corak yang berbeda. Di balik itu, tersimpan ciri khas dari setiap masing-masing daerah yang mereka tinggali.

Salah satunya suku Minangkabau yang banyak bermukim di provinsi Sumatera Barat. Selain terkenal akan masakan rendang yang mendunia dan cerdik dalam berdagang. Suku ini pula memiliki sistem kebudayaan matrilineal yang amat kental dengan garis keturunan dari pihak ibu.

Nyatanya, adat matrilineal yang mengikat gadis Padang untuk menjalankan tradisi jemputan saat menikahi seorang pria. Jemputan ini ditandai dengan pemberian uang saat ijab kobul oleh keluarga mempelai wanita.

Pemberian uang ke pihak pria dibedakan sesuai dengan strata sosial yang dimiliki keluarga. Bila pihak keluarga pria dari seorang datua adat, mamak, penghulu, ataupun yang berpendidikan tinggi maka uang jemputan yang diberikan haruslah sepadan.

"Sekarang ini kakakku harus mengumpulkan uang demi menikahi pria Padang, dari pihak keluarga pria meminta uang jemputan sebesar 5 juta rupiah", ujar Tree Irma Dinda seorang gadis keturunan Minangkabau.

Kondisi ekonomi yang biasa, tidak menyurutkan adat untuk dikekang. Sebab pihak keluarga pria akan malu, apabila uang jemputan tidak diberikan oleh pihak keluarga perempuan. Bahkan nantinya yang akan dipertaruhkan adalah restu keluarga.

Sehingga uang jemputan ini dijadikan persyaratan pernikahan, dengan makna sebagai perwujudan rasa hormat atau penghargaan dari pihak keluarga perempuan kepada laki-laki atau calon sumando.

Selain keluarga pihak perempuan memberikan uang, pihak keluarga pria pun memberikan hal yang berharga seperti emas. Dengan nilai yang bisa lebih besar dari uang yang diberikan oleh pihak keluarga perempuan.

Biasanya, hal ini dilakukan ketika pengantin perempuan melakukan manjalang atau berkunjung ke rumah mintuo atau mertua. Namun, di balik itu sebenarnya sudah ada kompensasi terkait uang yang hilang ini. Berbeda halnya dengan uang jemputan yang wajib diberikan pihak keluarga perempuan.

Dibalik tradisi ini tersimpan kepedulian keluarga kepada anak gadisnya, agar tidak menjadi perawan tua. Serta bisa memiliki calon suami yang mapan sehingga harapan hidup dalam mengarungi bahtera rumah tangga dapat tenang.


Feature ini telah diterbitkan di media klikwarta.com

https://www.klikwarta.com/tradisi-uang-jemputan-dan-uang-yang-hilang





Posting Komentar

0 Komentar